Bayi perempuan dianggap sebagai aib, sehingga orang Arab Jahiliyyah menanam hidup-hidup bayi perempuan yang baru lahir.
Namun Rasulullah saw. datang membawa risalah Islam untuk melenyapkan semua bentuk kezaliman
tersebut dan mengembalikan hak-hak kaum perempuan. Tindakan yang memeras dan mengeksploitasi hak-hak kaum perempuan, semua dihapus.
Hal ini sebagaimana diterangkan dalam QS. an-Nisa’ ayat 19 yang bermaksud:
“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka Karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang Telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”
Rasulullah saw. juga bersabda:
“Barangsiapa yang memiliki anak perempuan, dan ia tidak menanam hidup-hidup, tidak menghinanya, dan tidak cenderung kepada anak laki-lakinya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam syurga.”
Islam juga menetapkan bagaimana seorang suami harus memperlakukan isterinya, Rasulullah saw. bersabda:
“Wahai manusia, memang benar kamu memiliki hak atas isteri kamu, tapi mereka juga punya hak atas kamu. Ingatlah, bahwa kamu telah mengambil mereka sebagai isteri atas kepercayaan dan izin Allah. Jika mereka taat, maka mereka berhak diberi nafkah dan pakaian serta kebaikan. Baik-baiklah kepada mereka, karena mereka adalah pasangan dan penolong kamu.”
Penghargaan tinggi atas tugas-tugas perempuan sebagai ibu dan kepala rumah tangga juga diberikan Islam.
Nabi saw. bersabda:
“Pada masa kehamilan hingga persalinan, dan hingga berakhirnya masa menyusui, seorang perempuan mendapatkan pahala yang setaraf dengan pahalanya orang yang berjihad di perbatasan Islam.” (HR. Thabrani)
Nabi saw. juga pernah bersabda:
“Ketika seorang perempuan menyusui anaknya, untuk setiap tegukan itu ia akan mendapatkan pahala seolah-olah ia baru dilahirkan sebagai seorang manusia, dan ketika ia menyapih anaknya, para malaikat menepuk punggungnya sambil berkata, ‘Selamat! Semua dosa-dosamu yang telah lalu telah diampuni, kini semuanya berjalan dari awal lagi’.” (Raiyadhu as-Salihin)
(Kiriman: qc_mpc@interaneka.com)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan