Foto ehsan mediafathulkhoir.blogspot.com |
Lebih kurang 87 tahun (hijriyyah) yang lalu, iaitu pada 28 Rajab 1342H (3 Mac 1924), sebuah bencana besar menimpa kaum Muslimin, dan suatu kejahatan yang mengerikan telah menimpa generasi-generasi setelahnya. Suatu kejahatan yang layak disebut sebagai penghulu bagi segala bentuk kejahatan. Kejahatan itu adalah usaha penghancuran Khilafah Islam serta penyingkiran Kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Sunnah Rasul-Nya Sallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam aspek pemerintahan sekali gus sebagai sumber utama rujukan bagi umat Islam.
Akibatnya, kaum Muslimin memperoleh kemurkaan Allah dari langit dan bumi, kerana mereka telah menggantikan syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala di dunia ini dengan hukum yang lain. Kaum Muslimin pun terjerat dalam berbagai perselisihan, lebih suka berdebat daripada bertindak, kebanggaan dan martabat mereka telah lenyap dan masalah-masalah di antara mereka semakin membesar. Mereka justeru menyerahkan urusan-urusan mereka kepada musuh-musuh Islam yang akhirnya merampas apa saja (kekayaan) yang umat ini miliki.
Kita telah mengetahui bahawa beberapa kelompok kaum Muslimin telah turut serta dalam usaha jahat ini, malah masih ramai lagi kaum Muslimin yang tetap berdiam diri, menerima (redha) bahkan menurutinya tanpa sedar mahupun sebaliknya.
Akibat kemurkaan-Nya di dunia, bukti-buktinya dapat dirasakan dan hasil-hasilnya tidak mampu kita hindari, yakni dominasi kaum kuffar Barat ke atas kaum Muslimin, terpecah-belahnya negeri-negeri kita serta dirampasnya harta kekayaan kita. Lebih dari itu, ramai di kalangan kita yang dibunuh, diusir, atau diseksa. Murka dari langit ke bumi telah menimpa kita hingga musuh-musuh kita telah membebankan kita dengan hukuman-hukuman yang paling buruk lagi menyeksakan dengan pelbagai jenis seksaan yang paling keji. Semua itu masih terus berlanjutan hingga kini.
Dalam pada itu, perselisihan di antara umat ini semakin membesar. Berbagai bentuk konflik terjadi di antara mereka. Hancurnya negara Khilafah telah mengakibatkan terhentinya pengaturan umat berdasarkan sistem dan hukum Islam serta terkuburnya segala tindakan yang sesuai dengan al-Quran dan Sunnah. Ini adalah pelanggaran yang nyata terhadap apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala firmankan:
“Hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka, dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu.” [TMQ al-Maidah (5):49]
Tidak menerapkan hukum Allah - ini sahaja sudah cukup untuk menjadikan Allah ‘Azza wa Jalla murka. Para malaikat pemberi seksa bersiap sedia untuk menarik orang-orang yang menerapkan hukum kufur untuk dihumban ke dalam neraka Jahanam yang telah siap sedia menyambut kedatangan mereka. Na‘udzubillâhi min dzâlik.Ibu kepada segala kejahatan ini telah membuka lebar pintu-pintu bagi orang kafir mahupun kaum munafik untuk sama-sama melakukan segala bentuk kejahatan.
Di antara kejahatan besar yang dilakukan sebagai akibat dari induk segala kejahatan ini, antara lain adalah:
- Melabelkan kaum Muslimin yang ikhlas, yang berusaha untuk mengembalikan kehidupan Islam dengan menegakkan kembali negara Khilafah sebagai sebuah kelompok jahat, radikal, ekstremis, teroris dan sebagainya, yang berhak mendapatkan hukuman paling berat dari negara.
- Eksploitasi pasukan polis yang dilibatkan dan diarahkan bekerja dalam bidang perisikan siang dan malam, demi melindungi rejim penguasa di negeri-negeri kaum Muslimin, memelihara sistem kufur yang diterapkan ke atas umat serta untuk memata-matai (mengintip) setiap tidak-tanduk kaum Muslimin dalam urusan sehari-hari, khususnya ke atas gerakan yang ingin mengembalikan semula Khilafah.
- Menenggelamkan kaum Muslimin dengan beraktiviti di dalam permasalahan-permasalahan hidup yang dangkal; menyibukkan mereka dengan usaha-usaha yang bersifat timbal-sulam (islahi) ke atas Islam mengikut selera penguasa, serta menghabiskan masa, tenaga dan wang umat Islam untuk aktiviti ibadah semata-mata.
- Mengikat urusan politik umat Islam dengan peraturan antarabangsa; menundukkan umat Islam pada kekuasaan kafir serta keputusan-keputusan PBB dan Dewan Keamanan; dan mencurahkan taat setia sepenuhnya kepada organisasi kufur ini, berbanding syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
- Menerapkan dan mempertahankan habis-habisan sistem ekonomi Kapitalis ke atas kaum Muslimin yang jelas lagi nyata bertunjangkan pada sistem ribawi.
- Menjalankan sistem pendidikan sesuai dengan sistem pendidikan sekular yang menghancurkan mentaliti dan aqidah anak-anak kaum Muslimin, yang pada akhirnya akan mengarah pada kesempurnaan hancurnya keperibadian (syakhsiyyah) Islam mereka.
- Mengambil-alih mimbar-mimbar masjid dan pusat-pusat pendidikan serta mencegah kalimah yang hak dari dikumandangkan di masjid-masjid dan pusat-pusat pengajian, demi memenuhi keinginan nafsu serakah para penguasa sekular.
- Menempatkan Islam sama taraf dengan agama-agama lain dalam rangka persatuan antara agama-agama atau dialog antar agama, walhal perbezaan di antara Islam dan agama-agama lain teramat jelas, kerana Islamlah satu-satunya agama yang benar dan wajib ke atas semua manusia, manakala agama selainNya adalah sesat lagi kufur.
- Memecahbelahkan tanah-tanah kaum Muslimin kepada ceraian-ceraian kecil, yang mereka sebut dengan Negara Bangsa (nation state), mempropagandakan seruan-seruan kufur nasionalisme, kemudian membiarkan pemisahan wilayah-wilayah Islam dari induknya (yakni Khilafah).
Hanya makhluk tercela, para perancang, dan mereka yang tidak mempunyai kehormatan terhadap diri mereka sendiri atau keluarga-keluarga merekalah yang layak melakukan hal seperti itu. Usaha-usaha dari intelektual Muslimin ‘modernis’ untuk mencipta metode-metode baru dalam hukum Islam (fiqh) yang sangat asing, seperti fiqh al-waqi’, fiqh al-muwazanah, dan fiqh al-maslahah dan yang lainnya sebenarnya adalah usaha pemalsuan terhadap agama dan sebuah kedustaan terhadap hukum Islam.
Sementara itu, orang-orang kafir dan sekutunya terus berusaha keras untuk memesongkan gambaran positif tentang negara Khilafah dari dalam benak kita. Itu ditunjukkan dengan pendustaan terhadap keterikatan Khilafah Utsmaniyyah pada sistem Islam dan mendedahkan kesalahan-kesalahan mereka.
Pada waktu yang sama, orang-orang kafir turut mempromosikan kapitalisme, sekularisme, liberalisme dan pluralisme sebagai alternatif. Akibatnya, generasi kaum Muslimin saat ini mencintai kapitalisme dan seluruh fahaman (doktrin) yang menjadi terasnya kepada nasionalisme, sukuisme dan yang lainnya sekali gus membenci dan takut dengan penyebutan negara Khilafah (atau negara Islam).
Di atas semua kejahatan itu, kelibat kebangkitan sebahagian kaum Muslimin mulai tampak, seruan dan gerakan mereka juga telah terkesan. Mereka terus diamati secara teliti dan menjadi pusat perhatian musuh yang selalu memerhati dan melawan setiap perkembangan baru dari usaha-usaha mereka. Hal yang penting yang dipropagandakan musuh ke atas mereka adalah, ini golongan kaum Muslimin yang ingin menegakkan kembali Islam ini adalah golongan yang berbahaya!
Pintu-pintu mahkamah zalim dan penjara-penjara mereka sentiasa terbuka sepanjang tahun untuk kita pejuang-pejuang Islam. Mereka terus menghalang dan mereka-reka kes-kes baru terhadap kita. Mereka memperlakukan kita sebagai penjenayah (terroris) serta berbuat jahat atas segala aktiviti keislaman yang kita lakukan. Perburuan mereka terhadap kelompok-kelompok Islam yang ikhlas dilakukan secara terus-menerus tanpa mengenal belas kasihan.
Di sisi lain mereka mengerahkan dana dan usaha untuk menyesatkan kaum Muslimin dengan ajaran-ajaran Islam yang ditafsirkan sesuai dengan kepentingan mereka. Pusat-pusat pendidikan Islam dengan cara mereka didirikan satu per satu. Pertemuan-pertemuan para menteri dalam negeri di negara-negara yang saat ini berkuasa di dunia Islam belum pernah berhenti. Mereka terus bertukar maklumat dan usul memantau aktiviti para pengembang dakwah Islam.
Anehnya, rencana-rencana ini tidak mempengaruhi perbezaan politik mereka, yang biasanya pertemuan-pertemuan sebegini menemui jalan buntu.Tujuan utama semua itu adalah untuk mencabut setiap usaha ikhlas yang dilakukan kaum Muslimin untuk mengembalikan kemuliaan mereka seperti dahulu dan mengulangi sejarah keagungan mereka.
Kebencian dan permusuhan mereka terhadap para pengembang dakwah Islam itu sangat jelas dan dapat disaksikan di hampir seluruh negeri-negeri umat Islam seperti di Lebanon, Uzbekistan, Turki, Mesir, Algeria, Syria, Jordan, Palestin, Iraq, Yaman, Pakistan, dan beberapa negeri umat Islam yang lainnya, termasuk Malaysia. Bahkan dalam hal ini, dapat dikatakan upaya untuk melawan usaha aktivis Islam (yang ikhlas dan sungguh-sungguh untuk mengembalikan kehidupan Islam melalui penegakan semula Daulah Khilafah), semakin meluas ke seluruh dunia melalui propaganda ‘perangan melawan terorisme’ (War On Terror) yang diciptakan oleh Amerika, selaku tuan kepada penguasa-penguasa Muslim pengkhianat yang ada sekarang.
Setelah Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam mendirikan negara Islam pertama di Madinah al-Munawwarah, Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam dan generasi kaum Muslimin setelahnya yang mengikuti jejaknya mendapatkan keredhaan dan kecintaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Keagungan kemudian ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kaum muslimin di atas dunia; berbagai negeri ditaklukkan untuk mereka; keadilan tersebar luas; dan penindasan menjadi sesuatu yang terbatas. Banyak para pemimpin yang menerima seruan mereka. Siapa saja yang beriman, Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakannya; siapa saja yang kafir, Allah Subhanahu wa Ta’ala menghinakannya. Para malaikat perang menghunuskan pedang-pedang mereka dan berperang berdampingan dengan barisan mujahidin kaum Muslimin, hingga kemenangan hakiki menjadi kenyataan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa. Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.” [TMQ Ar-Rum (30): 47]
Inilah yang sangat kita inginkan hari ini sehingga kita berusaha secara sungguh-sungguh untuk mengulanginya lagi. Apakah nilai kehidupan kita sekarang yang berada di bawah kekuasaan thaghut dan sistem Jahiliyyah ini meningkat? Betapa baguskah keberadaan kita setelah kekuasaan Khilafah dicabut dari kita dan musuh-musuh kita muncul menguasai kita?
Kita sangat memerlukan keredhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menegakkan kembali kepercayaan-Nya kepada kita setelah syarat-syarat (datangnya pertolongan dan kemenangan) dipenuhi. Dengan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kekuatan-Nya, kita harus mewujudkan kembali negara Khilafah berapa pun harga diri dan pengorbanan yang perlu kita bayar untuknya. Sebab, kita ingin agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menempatkan kita dalam kebahagiaan dan kemuliaan serta redha-Nya.
[Terjemahan dan suntingan dari artikel oleh Prof. Asim Umayra, Nablus-Palestin]
Tiada ulasan:
Catat Ulasan